Kamis, 19 Maret 2009

Menjalin Keluarga Harmonis



Bagaimana Keluarga Harmonis Terbentuk

Penikahan bukanlah sekedar tanda pengikat dua insan manusia yang saling mencintai, tapi lebih dari itu di dalam jalinannya menciptakan, menumbuhkan, mengharmoniskan keluarga, adalah penting bagi setiap pasangan suami-istri yang telah berkeluarga memelihara keutuhan rumah tangga dan keluarga yang telah dijalin. Keharmonisan keluarga sangatlah berpengaruh dalam setiap kebutuhan keluarga, kasih sayang dan rasa tanggungjawab diantara anggota keluarga sangatlah perlu dijaga, karena jika hal tersebut telah retak maka sifat emosional dalam diri masing – masing akan mendorong pertengkaran dalam keluarga.
Dan masing – masing anggota dalam keluarga adalah `satu`, maksudnya yang mana beberapa individu berkumpul dalam group dan setiap individu dalam grup tersebut mempunyai kesamaan gen satu dengan yang lainnya. Setiap anggota dalam keluarga memperlakukan yang lain sebagai tujuan, bukan sebagai alat mencpai tujuan, dijelaskan keluarga adalah kebersamaan untuk menciptakan `point of finally in family` yaitu suatu pencapaian titik akhir (namun bukan yang terakhir) dimana setiap anggota keluarga bisa merasakan bagaimana kesenangan tercipta, kedamaian ada, dan keharmonisan terasa.
Keyakinan bahwa hal tersebut pasti akan tercapai bukanlah khalayan tapi merupakan sebagai sebuah proses dimana setiap anggota keluarga dapat merasakannya sebagai tujuan yang mereka capai bersama. Hal itu akan berimbas baik jika diterpkan tanpa satu sudut negatif dari anggota keluarga dan juga dalam lingkup sosial untuk bermasyarakat akan menjadi contoh teladan bagi keluarga – keluarga yang lainnya

Keluarga harmonis merupakan tanggungjawab suami-isteri, bukan hanya isteri ataupun suami saja. Keluarga bisa harmonis, suami-isteri dapat rukun jika masing-masing mensyukuri apa yang ada pada pasangannya. Masalah tidak ada kecocokan 100 % merupakan hal yang biasa karena suami-isteri adalah dua orang yang berbeda, yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda, untuk itu diperlukan saling pengertian kedua belah pihak agar dapat menyesuaikan diri. Wanita harus dapat membuat pasangannya 'merasa' dibutuhkan secara moril, bukan secara materi, janganlah terlalu berharap banyak akan pasangan kita, selagi dia tidak mampu.
Tidak ada yang namanya kodrat perempuan dibawah suami, Suami - istri sejajar, mitra yang saling bersatu padu menjalankan bahtera rumah tangga. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat dan pembagian tugas rumah tangga dibagi rata dan saling bertanggungjawab. Suami-isteri ibarat puzzle, potongannya saling melengkapi satu sama lain. Apabila ada potongan yang tidak pas atau hilang maka puzzle tidak akan lengkap, demikianlah rumah tangga itu.
Suami-isteri perlu meluangkan waktu bersama seperti re-honeymoon, atau berjauhan untuk sementara dengan demikian akan timbul rasa kangen satu sama lain saat berjauhan.
Rumah tangga yang sudah tidak harmonis, tidak seharusnya menjadi tanggungjawab istri untuk mengharmoniskannya kembali. Jika seorang ibu berpikir demikian karena naluri keibuan merasa tidak rela anak-anak harus menanggung akibat dari kekacauan rumah tangga yang seharusnya bisa kita kendalikan dengan baik.
Kalau ketidak cocokan itu memang sudah tidak dapat diperbaiki lagi, dan berpisah dianggap jalan yg terbaik, lebih baik berpisah dari pada anak dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, anak-anak berhak dibesarkan dalam kedamaian. Perceraian tidak selalu berakibat buruk, apalagi kalau setelah bercerai hubungan ortu masih tetap baik. Anak akan tetap merasakan kasih sayang dan akan belajar menerima kenyataan tanpa merasa terluka.

Masa – masa Sulit dalam Keluarga
Semua pasangan mengalami masa-masa sulit ketika tekanan luar mengalahkan mereka dan banyak hal mulai memburuk di rumah. Hal-hal tersebut tidak selalu merupakan tanda adanya masalah dalam pernikahan. Tekanan keuangan, masalah keluarga, jadwal yang ketat, dan kewajiban karier dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan. Lalu, bagaimana anda dapat mengatakan bahwa masalah-masalah ini merupakan masalah biasa, atau benar-benar merupakan tanda-tanda awal adanya masalah dalam pernikahan yang harus diperhatikan?
Marilah kita melihat beberapa tanda umum adanya masalah dalam pernikahan dan hubungan:
a) Merasa cukup puas
Banyak penasihat pernikahan berpendapat bahwa salah satu tanda peringatan awal adanya masalah dalam sebuah pernikahan adalah merasa cukup puas (complacent). Menganggap pasangan sudah seharusnya seperti itu, lalai meluangkan waktu bersama, atau lupa mengatakan “Aku mencintaimu” bisa merupakan tanda adanya masalah dalam pernikahan yang dapat menimbulkan krisis yang jauh lebih besar.
b) Berkurangnya kemesraan
Jika cinta anda yang sebelumnya mengebu-gebu telah berkurang, maka itu bisa merupakan tanda lain adanya masalah dalam pernikahan. Tentu saja, berbagai peristiwa dalam kehidupan seperti memiliki anak, pindah tempat tinggal, berganti pekerjaan, atau masalah kesehatan dapat memengaruhi gairah seks, yang tidak selalu merupakan masalah dalam pernikahan. Namun, jika kecenderungan itu terus-menerus terjadi selama beberapa bulan, bisa jadi itu merupakan tanda adanya masalah pernikahan yang harus dicarikan jalan keluarnya.
c) Menghindari konflik
Dalam upaya untuk menghindari pertengkaran, beberapa orang berusaha untuk menghindari konflik sama sekali. Meskipun ini seolah-olah merupakan reaksi yang sehat, dalam kenyataannya hal itu hanya akan menyebabkan masalah pokoknya semakin membesar. Itu juga dapat menyebabkan meledaknya emosi jika telah mencapai puncaknya. Menghindari masalah yang berpotensi membesar bisa merupakan tanda adanya masalah dalam pernikahan.
d) Ingin menang sendiri
Jika salah satu pihak merasa bahwa ia harus menang dalam setiap perdebatan, hal itu merupakan tanda yang meyakinkan adanya masalah pernikahan. Pernikahan merupakan sebuah kemitraan yang memerlukan kerja sama. Seharusnya tidak boleh ada menang dan kalah dalam sebuah pernikahan. Hanya boleh ada kerja sama dan upaya untuk mencapai tujuan bersama. Jika anda tidak melakukan hal ini, mungkin itu merupakan tanda adanya masalah dalam pernikahan anda.
e) Mempertimbangkan untuk berselingkuh
Jika salah satu pihak sedang mempertimbangkan, walaupun baru setengah hati, untuk berselingkuh, itu merupakan tanda adanya masalah dalam pernikahan anda. Berbicaralah secara jujur dengan pasangan anda tentang apa yang dirasa kurang dalam hubungan anda. Berusahalah untuk menyalakan kembali api asmara anda dan padamkanlah tanda-tanda masalah pernikahan sebelum muncul. Akibat jangka panjang dalam hubungan anda yang disebabkan oleh perselingkuhan bisa sangat parah. Jadi, berpikirlah dua kali sebelum anda melakukannya.
f) Liburan masing-masing, hidup sendiri-sendiri
Jika anda dan pasangan anda merencanakan untuk hidup sendiri-sendiri, baik berupa liburan masing-masing, hobi yang membuat anda sibuk di luar rumah, atau bahkan rekening bank yang terpisah, mungkin itu merupakan tanda adanya masalah pernikahan. Hal itu dapat menyebabkan hubungan yang semakin menjauh tanpa disadari oleh kedua belah pihak. Ingatlah bahwa anda merupakan pasangan, dan itu harus diutamakan. Anda dapat mencegah munculnya tanda-tanda masalah pernikahan ini.
Sebagian orang berpikir bahwa bukti keharmonisan rumah tangga bila pasangan suami/istri selalu bersama. Pergi bersama, makan bersama, belanja bersama dan lain-lain. Sebaliknya, suami istri yang sering berpisah, bahtera kehidupan mereka tidak akan bertahan lama dan pada waktu dekat mereka akan mengalami krisis perceraian. Namun, di sisi lain karier dan tugas salah satu pasangan suami/istri membuat kenyataan hidup menjadi lain. Bila suami atau istri harus menjalani tugas dan kariernya, maka dengan sendirinya mereka harus berpisah untuk sementara. Berpisah sementara karena menjalani karier dan tugas bukan merupakan kendala keharmonisan sebuah rumah tangga. Bahkan sebagai penyedap kehidupan yang membuat hubungan mereka semakin hangat dan mesra. Tentu saja perpisahan sementara ini jangan sampai didasari oleh kemarahan dan keangkuhan. Di sinilah dibutuhkan adanya keterbukaan dan kesepakatan antara suami/istri sejak dini.
Oleh karena itu, bila dalam Islam dikatakan bahwa sebelum seseorang memutuskan untuk membentuk sebuah keluarga, maka yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah adanya kesetaraan antara calon pasangan suami/istri, baik dari sisi keyakinan beragama, pemikiran, pendidikan, ekonomi maupun parasnya.
Ketika salah satu pasangan suami/istri harus berpisah sementara, untuk menjalani karier atau tugas lainnya, ada beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian mereka:

1. Kejujuran
Bila salah satu pasangan suami/istri untuk sementara harus meninggalkan pasangan hidupnya, maka ia harus menjelaskan duduk perkara masalah dan pekerjaan yang akan dihadapinya. Katakanlah suami atau istri sebagai seorang pejabat negara, mubalig, perawat, pelayar, tentara dan lain sebaginya yang diperlukan oleh agama, masyarakat dan negara, ia harus menjalankan karier dan tugasnya. Maka sebelum mereka berpisah harus menjelaskan dengan detil ke mana, di mana dan sampai kapan harus menjalani tugasnya.
Dalam masalah ini, bila salah satunya memaksa untuk tetap tinggal bersama agar pasangannya tidak keluar menjalankan tugasnya, kondisi rumah tangga bukan malah menjadi baik, tetapi hubungan mereka menjadi dingin. Betapa banyak keluarga yang selalu bersama, namun tidak ada kesibukan tertentu malah menjadi porak-poranda. Suami/istri yang selaras, masing-masing akan memahami tugas pasangan hidupnya dan berjalan bersama mencapai kesuksesan baik dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, di sini dibutuhkan adanya keterbukaan dan kejujuran dan adanya saling musyawarah antara pasangan suami/istri.

2. Menghilangkan egois
Ketika salah satu pasangan suami/istri tidak mau menerima kondisi pekerjaan dan karier pasangan hidupnya, hal ini akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga mereka selanjutnya. Baik dari sisi kemasyarakatan maupun kekeluargaan.
Boleh jadi berpisah sementara untuk menjalankan tugas dan karier sebagai kesempatan dan langkah awal menuju kepada kesuksesan, baik kesuksesan yang berkaitan dengan agama, negara maupun bangsa. Seorang ilmuwan kadang harus meninggalkan istrinya atau suaminya menjalani tugasnya demi kesuksesan bangsa dan agama. Bila salah satunya harus mementingkan emosionalnya sendiri, maka kesempatan seperti ini akan hilang.
Hidup berumah tangga bukan lagi hidup sendiri, sehingga segala keputusan harus ditentukan sendiri. di saat seseorang sudah memutuskan untuk hidup bersama, maka segala keputusan harus menjadi kesepakatan suami/istri. Masing-masing harus menghormati pendapat pasangannya. Hidup bukan untuk diri sendiri tapi hidup untuk kemajuan bersama demi mencapai ketenangan.

3. Menghargai pasangan hidup
Pada saat pasangan suami istri saling jauh, masing-masing akan menemukan kelebihan pasangan hidupnya yang selama ini tidak begitu diperhatikan. Suami yang ditinggal istrinya menjalani tugas, ia akan merasakan jerih payah istrinya selama di rumah. Pelayanan istri terhadapnya selama ini akan lebih tampak ketika istrinya jauh darinya. Begitu pula seorang istri, ia akan merasakan jerih payah suaminya yang mengerjakan pekerjaan untuknya. karena ketika sendiri tanpa suami, ia akan mengingat pengabdian suaminya kepadanya.
Perasaan-perasaan seperti ini akan membuat masing-masing pasangan suami/istri lebih rindu kepada pasangan hidupnya. Pada saat mereka bertemu kembali rasa kasih sayang mereka akan lebih dalam dan hangat.

4. Menengok kembali peran diri dalam kehidupan
Menyalahkan orang lain itu mudah dan sederhana. Bila suami atau istri tidak sukses menjalani tugasnya dalam kehidupan rumah tangga maupun sosial, maka mudah bagi setiap pasangan suami/istri untuk menyalahkan pasangan hidupnya. Namun, ketika ia sendiri dan ditinggal oleh pasangannya untuk sementara, ia akan berpikir jernih dan adil; apakah selama ini ia berperan sebagaimana mestinya? apakah ia sudah menjalani tugasnya sebagai seorang istri/suami semaksimal mungkin. Pada saat suami atau istri sendirian, ia akan menengok kembali kepada dirinya. Sehingga kesendirian ini bisa menjadi sarana untuk memperbaiki diri sebagai seorang suami/istri yang baik di hadapan pasangannya masing-masing.

5. Kebebasan bukan berarti tidak ada batasan
Jangan berpikir bahwa ketika seseorang kawin dengan orang yang setara dan sesuai dengannya, maka ia bebas melakukan segalanya. Karena segalanya belum tentu sesuai dengan harapan kita. Oleh karena itu, sebuah masalah akan muncul bila harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Manusia hidup bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, tetapi hidup juga untuk memenuhi kebutuhan sesama. Untuk memenuhi kebutuhan sendiri manusia harus hidup dengan orang lain. Pepatah mengatakan: “Hargailah dirimu sendiri sehingga orang lain menghargaimu”. Bila dalam hidup berumah tangga harus terjadi pisah sementara untuk kebaikan rumah tangga atau kebaikan masyarakat, maka pada dasarnya kembalinya adalah kepada diri sendiri.

6. Kesetiaan
Ketika suami atau istri menjalankan tugas, maka masing-masing suami/istri harus menjaga kesetiaannya terhadap pasangan hidupnya. Kepercayaan yang diberikan oleh pasangan hidup jangan sampai disalahgunakan. Pisah sementara akan menjadi penyedap kehidupan bila masing-masing pasangan suami istri mengetahui posisinya masing-masing sebagai apa? Dalam masa perpisahan sementara ini, masing-masing pasangan suami/istri jangan sampai melupakan pasangan hidupnya. Melalui komunikasi mereka bisa mengetahui keadaan masing-masing. Karena di sinilah kesetiaan mereka akan terbukti.
Rumah tangga yang menjalani hidup seperti ini harus lebih menyiapkan diri untuk tegar dalam menghadapi kehidupan. Dan hanya satu kunci kesuksesan, yaitu senantiasa ingat Allah, jangan sampai melanggar peraturan-Nya. Dan selalu ingatlah bahwa alam ini tidak luput dari pengawasan Allah, maka janganlah bermaksiat di depan Allah!
Kunci Rumah Tangga Harmonis
Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi. Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.
Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan. Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.
Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antar mereka.

Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.keempatnya adalah:

1. Jangan melihat ke belakang
Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak?” Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.
Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian. Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, na’udzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita.

2. Berpikir objektif
Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh. Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.
Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian.
Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak.

3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya
Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.
Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu. Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.

4. Sertakan sakralitas berumah tangga
Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.
Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.

* Cinta dan Kepercayaan

Arti penting keluarga menjadi perhatian filosof abad pertengahan Thomas Aquinas dan filosof modern John Rawls. Dalam kacamata mereka, keluarga akan berkualitas apabila terdapat hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak-anak, serta dibangun atas dasar cinta dan kepercayaan (love and trust). Sedangkan cinta merupakan pengejawantahan ketulusan dan keikhlasan, sehingga melahirkan rasa percaya dan hormat (trust and respect).
Sementara Ki Hadjar Dewantara berpandangan, sifat hidup keluarga mengandung unsure cinta dan mencintai, kesejajaran hak dan kewajiban, tidak ada nafsu menguntungkan diri dengan merugikan anggota lain, kesejahteraan bersama, dan mengedepankan toleransi (tasamuh).

Dalam hubungan antara orangtua dan anak tidak berlaku asas resiprositi dan mutual benefit. Asas resiprositi mengajarkan bahwa kalau kita diberi sesuatu maka sudah sepantasnya berbuat hal yang sama kepada pemberi. Sedangkan mutual benefit mengajarkan kalau kita melakukan kerja sama maka harus jelas keuntungan apa yang akan didapat dari kerja sama itu. Dalam keluarga asas-asas itu tidak pernah diperhitungkan oleh orangtua terhadap anaknya. Yang ada hanyalah sikap dan perilaku ”saling ”, yaitu saling mengisi, melengkapi kekurangan, menutupi kesalahan, percaya, mendukung, mengalah, tenggang rasa, pengertian, membantu, memaafkan, peduli, dan melindungi. Tidak saling menyakiti atau menzalimi yang lain.

Menciptakan keluarga harmonis bukan hanya batu pijar terakhir dalam keluarga melainkan sebuah proses dalam konteks yang saling berkaitan antara sifat emosional, kecerdasan masing – masing individu dalam keluarga, kebersamaan dan tanggung jawab yang mereka pelihara. Dalam hal ini suami – istri yang sebagai penopang terbentuknya keluarga seharusnya menyadari apa yang harus mereka lakukan dan apa yang tidak, dan mereka menjadi tauladan bagi anak – anak mereka agar kelak anak – anak mereka mengerti bagaimana indahnya sebuah Keluarga yang Harmonis dan Sejahtera tercipta. Dan suami – istri juga sebagai pendidik / pembimbing untuk mengontrol anak – anaknya supaya mengarahkan mereka ke arah yang positif dan lebih bermanfaat, serta bgaimana cara berinteraksi dengan masyarakat sekitar agar lebih padu dan tidak ada saling ketertutupan diantara sesama. Itu sangat penting agar dalam pencapai Kesejahteraan Sosial tidak ada Starata sosial yang biasanya hal itu dapat menyebabkan kecemburuan Sosial dan Intergrasi Sosial.

Yang mana kita tahu fungsi keluarga ialah merawat, memilihara, dan melindungi anggotanya (khususnya anak) dalam rangka Sosialisasi agar anak mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Dalam lingkup keluarga sangat perlu sebagai orang tua mengajarkan anak - anaknya bagaimana kita bersifat, bersikap, bergaul dalam masyarakat sekitar tentunya itu akan membawa dampak yang positif dalam perkembangan mereka.

Label:

The Secret


The Secret :

Meraih Keinginan Secara Instan Dengan Merubah Cara Pandang
Film The Secret diangkat dari buku dengan judul yang sama ditambah sub-judul The Law of Attraction karya Rhonda Bryne. Film ini dijelaskan sebagai film self-help atau tentang cara atau metoda membantu diri sendi+ri, dengan model format film dokumenter untuk mempresentasikan the Law of Attraction atau Hukum Daya Tarik. Hukum ini adalah “rahasia” yang menurut tagline film itu “telah melakukan perjalanan panjang untuk mencapai Anda”. Fitur film mengetengahkan pengalaman dramatis (atau yang didramatisir) dan beberapa wawancara terhadap spesialis pengembangan kepribadian, Psikolog, ahli metafisik, pelatih, teolog, ahli keuangan, dokter dan master feng shui, mereka dianggap sebagai ‘guru rahasia’. Seperti yang terus digambarkan dalam film ini, prinsip Daya Tarik menempatkan perasaan manusia dan pikiran menarik kejadian nyata di dunia ke dalam kehidupan mereka, dari cara kerja kosmos terhadap interaksi antara individu dalam peristiwa fisik, emosi dan profesional. Film juga memberi kesan bahwa terdapat kecenderungan besar di kalangan orang yang berkuasa untuk menyembunyikan prinsip utama dari umum. Pada tayangan awal tampak beberapa orang penting dalam sejarah yang “menyembunyikan Rahasia”. Inti dari film the Secret adalah penjelasan, aplikasi serta bukti -meski tidak terlalu meyakinkan- dari Hukum Daya Tarik atau the Law of Attraction.
Law of Attraction (Hukum Daya Tarik)
Law of Attraction umumnya dihubungkan dengan teori, kepercayaan dan praktek faham Gerakan New Thought dan New Age. Pernyataannya antara lain bahwa manifestasi pengalaman fisik dan mental manusia berhubungan dengan pikiran, perasaan dan kata-kata serta tindakan utama dan bahwa manusia, dengan begitu, memiliki kontrol langsung terhadap realitas dan bahwa hidupnya melulu berdasarkan pada pikiran semata. Pikiran seseorang (sadar atau dibawah alam sadar), emosi, kepercayaan dan aksi dapat dikatakan menarik hubungan pengalaman secara positif maupun negatif atau geratan “harmoni hukum daya tarik”.
Pernyataan penting dalam Hukum Daya Tarik ini adalah you get what you think about, your thought determine your experience, atau anda mendapatkan apa yang anda pikirkan dan bahwa pikiran Anda menentukan pengalaman anda, yang dalam istilah di dunia digital (komputer) adalah what you get is what your see (WYGIWYS) alias anda mendapatkan apa yang anda lihat. konsep Hukum Daya Tarik di film ini mengutip ucapan terkenal dari Siddharta Gautama (Buddha), “apa yang terjadi pada anda adalah hasil dari pikiran anda”. Pernyataan Gautama ini dianggap bukti bahwa Hukum Daya Tarik telah dikenal sejak dahulu kala.
Inti Ajaran Hukum Daya Tarik
1. Bersyukur. Film the Secret antara lain memuat beberapa ajaran atau prinsip yang positif antara lain bahwa manusia harus bersyukur atas apa yang dimiliki atau didapatkan. Dengan kata lain, hidup harus dilihat dari sisi positif atau hal-hal baik. Dengan begitu, hidup dijalani dengan bahagia dan kebahagiaan ini bukanlah tujuan tetapi kondisi bagaimana hidup harus dijalani.
2. Optimis. Salah seorang penyaji bicara mengenai kecerdasan universal yang merespon keinginan kita. Film mengajak penonton untuk melihat bahwa jagat raya ini adalah katalog yang darinya kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan. Agar sikap optimis kita muncul sebaiknya kita harus berada dalam lingkungan pergaulan yang positif juga.
3. Visualisasikan. Apapun yang diinginkan hendaknya digambarkan dengan jelas agar membantu menjelaskan keinginan.
Film the Secret menjelaskan tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu “ask, believe, receive” atau minta, percaya dan menerima, dan ini adalah inti ajaran Hukum Daya Tarik.
Beberapa pendukung Hukum Daya Tarik yang lebih modern mengklaim bahwa hukum itu berakar pada Fisika Quantum. Menurut mereka, pikiran memiliki sebentuk energi yang menarik sebagaimana halnya kerja energi. Untuk mengontrol energi ini, pendukung Hukum Daya Tarik mengharuskan orang melakukan empat hal, yaitu
1. Mengetahui apa yang diinginkan dan memintanya pada jagat raya (univers) atau dalam bentuknya yang lain yang diyakini seperti Tuhan, dewa, sampai sumber energi yang tidak dikenal.
2. memfokuskan pikiran atas benda atau objek yang diinginkan dengan perasaan besar seperti antusiasme atau rasa syukur.
3. Merasakan dan bersikap seolah objek yang diinginkan itu telah dimiliki
4. Bersikap terbuka untuk menerimanya.
Bila seseorang berpikir terus-menerus secara negatif, seperti tentang ketidakpunyaan, menurut mereka, kondisi itu akan termanifestasi dengan sendirinya di dalam hidup orang itu. Sementara orang yang menggunakan empat prinsip tadi akan menghindari pikiran negatif ketidakpunyaan itu dan jagat raya akan mewujudkan keinginan orang itu. Empat langkah di atas, senada dengan istilah yang pura-pura ilmiah, dengan “Tujuh Langkah dalam Demonstrasi” dari Panentheistik, yang pertama kali terdapat dalam buku Gerakan New Thougth, Become What You Believe karya Mildred Mann (1904-1971), yaitu:
1. Desire atau hasrat dan keinginan. Memiliki antusiasme kuat untuk apa yang diinginkan dalam hidup, sebuah kerinduan nyata terhadap sesuatu yang tidak ada sekarang
2. Decision atau Keputusan. Mengetahui dengan pasti apa yang diinginkan, apa yang ingin dilakukan atau apa yang ingin dimiliki, dan bersedia membayarnya dalam bentuk nilai-nilai spiritual.
3. Ask atau Meminta. Apabila yakin dan antusias, mintalah dengan cara sederhana dan bahasa yang ringkas
4. Believe atau Percaya. Percaya untuk menyempurnakan keyakinan yang kuat, secara sadar dan tidak sadar
5. Work atau Bekerja. Bekerjalah yang berhubungan dengan keinginan itu, beberapa menit sehari, melihat diri sendiri dalam gambaran yang selesai. Tidak perlu membuat outline yang rinci, tetapi melihat diri sendiri menikmati hal tertentu.
6. Feel Gratitude atau Merasa bersyukur. Selalu ingat untuk mengatakan, “Terima kasih, Tuhan (atau jagat raya)” dan mulailah untuk merasa bersyukur di dalam hati. Doa yang paling bertenaga yang dapat kita lakukan adalah tiga kata itu, dan harus benar-benar merasakan rasa syukur itu.
7. Feel Expectacy atau Rasakan Pengharapan. Latihlah diri sendiri untuk hidup dalam bentuk yang berbahagia karena mengharapkan. Bertindaklah demikian sampai hal itu menjadi bagian dari diri sendiri, dan hal itu adalah keharusan dan akan menjadi kenyataan.
Pernyataan Demonstrasi Mann itu tidak dibuat dengan dasar sains fisika, bukti atau metafor, tetapi muncul berdasarkan pada keyakinan. Film dan buku the Secret saya kira pada intinya menyebarkan kebahagiaan bagi penonton atau pembaca dan dalam film tampak sekali diset dalam nuansa provokatif dengan menampilkan tokoh-tokoh dalam bidangnya dengan gaya khutbah dengan intonasi dan mimik yang meyakinkan dan cenderung bernuansa mistis.

Berkaitan dengan bagaimana kita merubah cara berpikir kita yang mana dalam diri kita mensiasati pola hidup, apa yang kita kerjakan adalah sesuatu hal yang ingin kita tunjukan kepada orang laen untuk mencapai tujuan, yang mana tujuan tersebut bersifat positif dan dalam masyarakat bisa diterima dengan baik. Itu menunjukan bagaimana kita bisa meraih apa yang kita inginkan bukan semata pencapaian individualis, namun dibutukan sesuatu ataupun seseorang untuk mencapai tujuan tersebut melalui dukungannya, kepercayaannya, serta spiritnya. Tanpa bantuan dari yang lain manusia hanyalah `sampah yang terpingggirkan`, maka itu fungsi manusia sebagai mahluk sosial, bahgkan ada slogan yang bertuliskan `you`ll never walk alone` merupakan tulisan logo sebuah klub sepakbola besar didaratan Britania sana, yang mana tulisan tersebut tidak hanya mempunyai arti namun lebih bermakna.
Tapi bagaimanapun, rasanya merubah cara berpikir tidak akan merubah apapun di luar diri kita, di jagat luas sekitar kita. Yang berubah adalah di dalam diri sendiri. Merubah persepsi kita, fokus kita, emosi kita, dan cara berpikir kita dari negatif menjadi positif (dari apa yang kita rasakan kurang pada apa yang kita inginkan) akan memberi efek yang besar pada motivasi, energi dan kreativitas kita dan itulah sebabnya mengapa kita akan lebih efisien bekerja mencapai tujuan. Tidak ada elektromagnetik memancar dari kepala kita yang secara sulap merubah jagat raya. Tidak ada getaran mistis mempengaruhi lingkungan kita. Merubah cara berpikir tidak merubah kondisi kuantum objek di sekitar kita menjadi siap pakai atau langsung tersedia. Jagat raya tidak serba ada untuk memenuhi seluruh keinginan kita. Yang wajar dan sesungguhnya terjadi adalah kita merubah diri sendiri, kemudian kita juga dengan sendirinya merubah cara pandang kita terhadap lingkungan. Kondisi ini sebangun dengan pepatah yang mengatakan bahwa “Bila kita tidak bisa merubah lingkungan, maka ubahlah diri sendiri.” Perubahan itu terjadi melalui kombinasi mekanisme yang tidak bersifat mistis, tetapi psikologis dan mekanis, termasuk berpikir positif, optimis dan tidak berburuk sangka.
Meski perilaku manusia yang cenderung berubah tak tentu (abstrak) namun pola pikir manusia tetaplah berkembang dari apa yang ingin dia lakukan, hal-hal (masalah) yang dianggap menarik menjadi kajian mereka untuk mengungkap hal apa yang ada di dalam masalah tersebut. Seperti apa yang dilakukan sains modern semacam Albert Einsten yang mana ketertarikan dia terhadap matematika terus ia kembangkan hingga menyempurnakan titik sempurna. Tapi barangkali apa yang dilakukan Einstein ini dari sudut pandang Hukum Daya Tarik adalah bahwa Einstein memfokuskan pikirannya pada apa yang ia inginkan yaitu rumus sederhana yang dianggap paling sempurna untuk menggambarkan temuannya sampai akhirnya ditemukan rumus e=mc².
Sebuah system kategori – kategori yang terpolarisasi, dan hamper tidak melukiskan apa yang sebenarnya terjadi ketika kita berpikir tentang belajar dan bertindak. Ada emosi – emosi, intelektual, IQ. Ada kecerdesan dan kebodohan, disip[lin dan perintah, seolah – olah ada hal – hal dalam dirikita yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Proses – proses berpikir mereka berjalan secara simultan, bukan merupakan bagian – bagian yang saling terpisah. Anda tidak akan menjumpai seseorang yang berpikir, dan pada waktu yang sama dia tidak beremosi, tidak melakukan spiritualisasi, dan tidak memiliki hati. Dengan ekspresif bagaimana kita menciptakan apa yang biasa disebut sebagai carta pandang kita melalui cara pikir kita yang tak hanya berorientasi pada hal – hal yang membuat kita down tapi untuk perkembangannya lebih ke arah `move up` dalam pencapaian tujuan yang kita inginkan.
Dalam film `The Secret` tersebut banyak para pengugah – pengugah semangat dirinya yang membangkitkan system berpikir mereka masing – masing sehingga apa yang mereka inginkan bisa tercapai, dalam hal ini peran spiritual tidak lepas dalam membantu mengembangkan pola pikirnya, namun disini perannya sebagai penasehat atas apa yang dlakukan ataupun yang mereka rasakan. Kekuatan believe dari dalam diri mereka sendiri serta keadaan lingkungan sekitar yang menjadi saran dalam mencapai hal tersebut. Meski kadang believe tersebut cenderung mustahil dalam penggembangannya, namun dengan kesadaran spiritual yang membuatnya yakin bahwa bantuan dari kekuatan believe tertsebutlah yang salah satunya membantu dalam proses penggembangan pola pikir kita.
Hal tersebut tak lepas juga dari kualitas inti yang memproses bagaimana kita bersikap, berperilaku, berpikir, dan punya tujuan. Tanpa kita sadari apa yang telah menjadi kekuatan dalam diri kita merupakan karena kemampuan kita yang mendasari terbentuknya kepribadian kita.

Label:

Menunggu haru Esok



Menunggu senja di sore hari
Tuk menutup hari ini
Di kala malam tiba
Dengan taburan bintang berkelip
Dan cahaya bulan yang bersinar merasa tersipu
Hati ini selalu gelisah
Jiwa ini tak tenang
Dan aku selalu bertanya
“apakah aku akan menemui hari esok ?”

Entah apa yang akan ku lakukan di malam ini
Entah apa yang akan terjadi di hari esok
Semua tak bisa ku bayangkan
Dan tak bias ku rencana
Yang terjadi nanti atau besok adalah kehendak-Nya
Aku sebagai manusia,,
Hanyalah berusaha dan berdoa,,,
Dan melafatkan…
Ammmiiiiinnnn,,,
Sambil mengusapkan kedua telapak tanganku ke wajahku

Akankah hari esok dating,
membawa berkah, ataukah hanya musibah ?
Akankah hari esok dating,
membawa ketenangan dan kedamaian
ataukah hanya kekacauan ?
Akankah hari esok dating,
Membawa cahaya cinta, ataukah secerca dusta ?



3 Agustus 2006

Label:

9 Matahari



Kesuksesan adalah hasil dari sebuah proses kehidupan yang mana dalam prakteknya memang susah untuk diprediksi hasilnya nanti, namun yang menjadi keyakinan akan hasil yang kita inginkan adalah diri kita sendiri dengan berusaha, yakin, dan juga doa. Dan dari sebuah proses itulah kita mendapatkan pelajaran serta pengalaman yang membimbing dan menuntun kita untuk hasil yang kita inginkan. Juga itu sebagai modal serta senjata untuk menghadapi segala tantangan yang menghadang di depan kita.

Perjuangan dengan penuh asa, pengharapan yang tinggi serta usaha yang gigih ditunjukan oleh Matari sebagai tokoh utama dalam novel 9 Matahari ini. Meskipun dia hidup di kalangan yang kurang mendukung namun dia tetap mencari jati diri dan kemampuan dia untuk dia buktikan kepada dunianya bahwa dia ada dan dia bisa. Setiap sesuatu yang dia inginkan selalu sulit untuk terpenuhinya, dari keluarganya yang menggangap keinginannya itu telalu tinggi, lingkungan yang kurang bersahabat dengannya, hingga kemampuan dia unuk merealisasikan yang dia inginkan.

Usaha serta kerja keras yang di tunjukan Matari memberikan motivasi bagi dirinya untuk tetap terus melangkah dengan penuh semangat. Gak ketinggalan juga orang – orang terdekatnya yang selalu memperhatikan, mensupportnya meski kadang gak semua kata –kata dari orang terdekatnya membuat hatinya lega, seperti kata yang disampaikan Hera sebagai kakaknya. “Ya sudah, kalau kamu yakin … ini keinginan kamu, kamu harus bertanggung jawab dengan segala risikonya. Jalan kamu masih panjang, ini baru permulaan. Aku berharap keadaan memang membaik seperti yang kamu bayangkan.”(hal.9)

Perjalanan hidup (sebagai proses) Matari gak semudah layaknya remaja pada umumnya, di novel ini lebih banyak dia menceritakan dirinya sebagai mahasiswi yang punya impian dari dulu ingin masuk fakultas Komunikasi, meski dalam kenyataannya gak mudah untuk meraihnya, sebelum impianya tercapai dia adalah mahasiswa Politeknik Nagaya, sebuah institusi di bawah pengawasan dan bekerja sama dengan Institut Ganesha Bandung. Dan dia mengambil jurusan Sistem Informasi Bisnis, dengan program Diploma 1.Hingga di suatu waktu dan kesempatan apa yang Matari inginkan bisa tercapinya yaitu Fakultas Ilmu Komunikasi dan dia berkuliah di Universitas Panaitan. Meski sangat sulit sekali untuk mendapatkan impian itu, tapi dia gak menyerah dan selalu gigih berusaha. Dari kehidupannya yang membuatnya bingung sendiri dia tetap mencari solusi untuk itu. Apalagi dalam memenuhi basic needs nya Matari harus bekerja menjadi pramusaji di Restaurant makanan cepat saji, sebagai receptionist di sebuah perusahaan konsultan arsitektur, sebagai penyiar radio di Bandung, sebagai script writer di sebuah radio berita, hingga membantu kegiatan CTV di Institut Ganesha Bandung. Sebuah perjalanan hidup yang panjang dan penuh pengalaman meski dia hidup di Bandung dengan hasil jerih payahnya sendiri dia tetap mampu bersinar

Cerita yang tertulis di novel ini sarat motivasi untuk kita yang sedang on fire dalam melakukan aktivitas. Gak heran jika nanti yang membacanya ikut terdorong juga motivasi dan semangatnya karena dalam penyajian bahasanya pas untuk para remaja seumuran Matari.

Label: